Acara ini dihadiri oleh beberapa customer, peneliti, unsur pemerintahan dan lingkungan universitas. Dari customer dihadiri wakil dari PT Sierad Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT. Super Unggas Jaya. Sedangkan dari peneliti kami mengundang BBalitvet yang diwakili oleh drh. Moh. Indro Cahyono dan drh. Harimurti Nuradji, dari FKH – IPB dihadiri oleh Dr. drh. Sri Murtini, drh. Okti NP, drh. NLP Ika Mayasari, Prof. Dr. drh. Retno D. Soejoedono, MSC, drh. Dewi Elfidasari. Dari Subdit Pengawasan Obat Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan diwakili drh. M Fauzi dan drh. Helmi Erika. Selain itu juga dihadiri wakil dari Tim Teknis KHKP yaitu Prof. Widya Asmara an Dr. drh. Michael Hayadi. Presentasi ini diberikan oleh Roberto Soares, DVM, MSc, ACPV, Regional Veterinary Service, Ceva Animal Health.
Tanggapan dari para peserta sangat positif dengan adanya vaksin rekombinan ini, dimana vaksin ini mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding vaksin konvensional dan mempunyai durasi immunitas yang lebih panjang, sehingga memudahkan pengguna dalam hal ini peternak, karena dengan pemberian vaksin ini akan meniadakan beberapa vaksinasi konvensional sejenis (ND, AI) dan tidak menyebabkan reaksi post vaksinasi (MG, LT, ND), dan vaksin mempunyai stabilitas genetik yang lebih aman dibandingkan vaksin konvensional sehingga tidak menimbulkan antigenic drift (AI).
.
Dari beberapa informasi yang dijaring oleh Tim Ceva dilapangan, pihak peternak komersial, breeder sangat berharap vaksin-vaksin ini dapat segera terdaftar di Indonesia. Selain itu dengan pemberian vaksin rekombinan maka akan meminimalisir kegagalan vaksinasi/kesalahan pemberian karena vaksin diberikan di hatchery.