CHICK Day, seminar yang diadakan oleh Ceva setiap tahunnya, pada tahun 2017 ini diselenggarakan tanggal 1 Maret 2017 bertempat di Hotel Aston Sentul Lake Resort & Conference Center, Sentul, Bogor. Peserta yang hadir lebih dari 200 orang yang bekerja di dunia perunggasan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, terutama broiler dan hatchery. Ceva juga turut mengundang para akademisi dari universitas dan juga perwakilan dari FAO dan Direktorat Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Indonesia.
Berfoto bersama peserta CHICK Day 2017
.
Seminar kali ini cukup padat dengan berbagai materi yang dibawakan oleh enam pembicara. Dr. Marcelo Paniago, Veterinary Service Ceva Animal Health Asia, dengan detail menjelaskan mengenai pengaruh Infectious Bronchitis (IB) di Afrika Selatan dan Brazil, di mana pada kedua negara tersebut infeksi penyakit IB menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Lain halnya di Malaysia, suatu perusahaan mengalami peningkatan performa produksi yang signifikan dengan perbaikan program vaksinasi yang tepat sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar. Masih seputar IB, drh. Ignatia Tiksa Nurindra, Veterinary Service Ceva Animal Health Indonesia, dalam presentasinya mengatakan bahwa virus IB yang diisolasi di Indonesia didominasi oleh strain QX like dan Malaysia variant.
.
Dari data yang dikumpulkan selama tahun 2015-2016, penggunaan kombinasi vaksin Cevac IBird (1/96 dari grup 793 B) dan vaksin IB Mass mampu menurunkan tantangan terhadap IB dan mampu mengurangi kerugian di farm dengan tantangan IB yang tinggi.
Para pembicara CHICK Day 2017
.
Sebagai pembicara yang ketiga, Bapak Tony Unandar membawakan materi yang berjudul “Optimalisasi Potensi Genetik Ayam Broiler Moderen”. Beliau banyak membahas tentang kualitas DOC, temperatur, tata laksana pakan dan minum, dan yang tidak kalah pentingnya adalah cara mereduksi tingkat stres di masa awal pemeliharaan. Pembicara selanjutnya adalah drh. Eko Prasetio yang membahas tentang Relative Growth (RG). Beliau berbagi pengalaman pentingnya memiliki data RG dan manfaatnya.
.
Selaku Marketing Ceva Animal Health Asia, Dr. Nitiwat Kaewpoowat dalam presentasinya menyampaikan tentang perkembangan vaksinasi IBD di hatchery dari waktu ke waktu. Memang sudah seharusnya vaksinasi IBD dilakukan di hatchery mengingat alasan variasi maternal antibodi dan kontrol aplikasi yang akan jauh lebih baik apabila dilakukan di hatchery menggunakan vaksin immune complex dan didukung dengan peralatan dan sumber daya manusia yang memadai.
.
Materi terakhir disampaikan oleh drh. Ayatullah Muhammad Natsir. Beliau menjelaskan bahwa kunci sukses vaksinasi di hatchery adalah kontrol proses, peralatan, dan vaksin yang tepat. Ceva telah menawarkan ketiga kunci sukses tersebut yaitu vaksin Cevac Transmune IBD, peralatan Desvac Dovac dan Sprayer, dan C.H.I.C.K Program yaitu Ceva Hatchery Immunisation Control Keys Program yang bahkan sudah mendapat sertifikasi oleh Bureau Veritas. Untuk memonitor kesuksesan vaksinasi hatchery di level farm berdasarkan status epidemiologi penyakit Ceva juga memiliki sebuah service yang dinamakan Global Protection Services.