Ceva Animal Health kembali menyelenggarakan annual event yang didedikasikan untuk pelanggan broiler dan hatchery segment di seluruh Indonesia. Tahun ini, dengan mengangkat tema Navigating the Future: Optimizing the Performance Minimizing Condemnation Through Disease Control, CHICK DAY diselenggarakan di Trembesi BSD (9/8) dan dihadiri oleh 180 peserta.
.
Dalam sambutannya, Edy Purwoko selaku Country Manager Ceva Animal Health Indonesia menyampaikan terima kasih atas dukungan selama ini dari para pelanggan. Beliau juga menyampaikan bahwa Ceva selalu berkomitmen untuk selalu memberikan inovasi terkini yang menyeluruh. Tahun ini, Ceva memberikan highlight pada Condemnation di Slaughterhouse atau Rumah Potong Unggas (RPHU) yang dapat menjadi parameter kesuksesan pengendalian penyakit di farm. Sehingga, para pelaku dapat mengoptimalkan performa unggas lebih maksimal tidak hanya di farm namun juga di RPHU.
.
drh. Fauzi Iskandar selaku Veterinary Service Manager Ceva Animal Health Indonesia menjelaskan, dalam 5 tahun kebelakang ini, tim Ceva menemukan 4.592 penyakit, 81.440 sampel serologi, 3.805 PCR Samples dan sequencing dari total 47 penyakit viral, bakterial, parasit, dan metabolisme menunjukan ND (Newcastle Disease) masih menjadi penyakit utama pada boiler. Penyakit lainnya seperti IB (Infectious Bronchitis) dan IBD (Infectious Bursa Disease) juga menjadi penyakit-penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi.
.
Mendasari hal tersebut kemudian beliau menyampaikan materi “Advance control of ND, IB and IBD: Indonesia success stories” yang mana beliau menjelaskan kesuksesan Indonesia dalam pengendalian penyakit melalui produk inovatif Ceva yaitu Vectormune ND untuk ND, Cevac IBird untuk IB dan Transmune untuk IBD yang didukung oleh data-data lapangan.
.
Pemateri kedua, Guillermo González selaku Ceva Global Veterinary Services Manager pada kesempatannya memberikan update mengenai “Impact of Respiratory Disease on Condemnation Rates”. Beliau menjelaskan mengenai penyakit pernafasan unggas dan dampak nya terhadap kualitas karkas di RPHU. “Penyakit pernafasan tidak hanya terbatas pada penyakit airsacculitis dan kematian pada unggas, namun juga dapat menimbulkan dampak ekonomi sebesar Rp 900,000 hingga Rp 1,200,000 per 1000 ayam yang dipotong (langsung dan tidak langsung)” terang Guillermo. Dan keuntungan yang signifikan dapat diperoleh apabila informasi slaughtherhouse menjadi bagian dari program pengendalian penyakit pernafasan (SRC Program Ceva).
.
Ceva Indonesia berkesempatan untuk mengundang Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M. Ec untuk memberikan pespektif mengenai bagaimana memiliki “Agile Leadership di Dunia Perunggasan” yang berubah-ubah. Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec selaku kepala lembaga kepemimpinan dan pendidikan eksekutif IPB dan anggota dewan pakar ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) memberikan gambaran peranan Industri perunggasan dalam perekonomian. Dibutuhkan kepemimpinan yang tangkas dalam menghadapi tantangan di industri perunggasan ini.
.
Gambar 1. Peserta yang hadir di CHICK DAY 2023 – Jakarta
.
Gambar 2. Sesi tanya jawab, para peserta sangat antusias untuk berdiskusi dengan para speakers